ini tentang rentang masa,
derai lara yang tertinggal di ujung nestapa.
Satu per satu mereka pamit tanpa bersua,
meninggalkan setitik luka, menyisakan ruang yang hampa.
tersisa aku—
menatap sepi dari balik tirai pertunjukan,
merengkuh janji yang tak berujung perayaan.
aku menantikannya,
meski sadar apa yang akan terjadi kemudian,
selain kehampaan.
tak ingin memaksa,
tak mampu juga melepas sepenuhnya.
aku hanya ingin rumah kecil ini
tetap berdiri, meski tanpa suara riuh lagi.
π«πͺπ·π’ dalam diriku berteriak,
nampak indah tetapi menyakitkan—
aku tetap di sini,
menantikan π·π’πͺπ³π’π¨πΊπ’ dengan membawa secerih harapan.
gemuruh riuh yang kuabaikan,
menjadi salah satu harmoni,
lantunan melodi penuh πΆπ±π¦π¬π΄π©π’
dan disinilah aku—
bukan pahlawan, bukan pelarian,
hanya sisa dari cerita
yang enggan benar-benar usai.
Komentar
Posting Komentar