Otak Tanpa Kotak

 



Sabtu, 11 Maret 2023. Divisi Manajemen Pemberdayaan Organisasi HMPS Manajemen Dakwah Uin Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung  memulai menjalankan salah satu program kerjanya yaitu FORSIMA "Forum Diskusi Mahasiswa" yang diadakan setiap satu bulan sekali. Diskusi kali ini mengusung tema "Otak Tanpa Kotak" yang dibawakan oleh Abdurrahman As Sidiis mahasiswa Manajemen Dakwah semester 2. Tema "Otak Tanpa Kotak" ini diambil karena melihat para intelektual hari ini terutama “Mahasiswa” masih terjajah dalam berfikir. Terjajah disini bisa diartikan ketika intelektual memuja dunia dan orientasi mereka hanya harta belaka. Menjadikan material sebagai asas serta landasan dan masih terjebak dengan sekat sekat pemikiran sempit mereka yang menghasilkan mudah terbawa arus.
Dalam hal ini membuat para intelektual lupa akan sekitar mereka, acuh dengan problem sekitar, serta bisa jadi menjadikan pemuda sebagai calon pemimpin yang hanya ikut pada keinginan nafsu. Terlebih problematika yang semakin banyak muncul akhir-akhir ini, membuat mahasiswa bimbang dalam memutuskan pilihannya. (Rifka Putri Nur S,  Penanggung Jawab Acara). Diskusi ini secara tidak langsung dapat menumbuhkan para mahasiswa menjadi lebih terbuka dalam berfikir dan mengetahui masalah yang harus dihadapi beserta problem solvingnya. 
Diskusi ini terbagi menjadi 3 yaitu, Otak Dalam Kotak, Otak tanpa Kotak dan Not Just Dream but The Biggest Dream. 

Dalam sesi diskusi yang pertama, Otak dalam Kotak dimulai dari membahas problematika yang sering dihadapi oleh mahasiswa  yang masih terlalu memuja dunia dan orientasi mereka hanyalah harta belaka, dan membuat bahwa materi merupakan yang paling penting. 

Dalam sesi kedua yaitu, Otak tanpa Kotak". Abdurrahman As-Sidiis selaku pemateri mengatakan bahwa Syaikh Taqiyuddin an-Nabhani dalam peraturan hidup dalam islam, membagi tolak ukur berfikir menjadi 3 yaitu, "Dangkal, Dalam dan Cemerlang" Dimana seseorang yang berfikir dangkal itu hanya berfikir pendek misalnya Teh Pucuk Harum itu hanya sekedar minuman teh. Seseorang yang berfikir dalam itu berfikir bahwa Dengan meminum Teh Pucuk Harum dapat menghilangkan dahaga. Namun, seseorang yang berfikir cemerlang, akan berfikir "bagaimana ya asal muasal daun teh itu?, siapa penemu daun teh tersebut?" kata pemateri.
Sesi yang terakhir yaitu Its Not Just Dream but The Biggest Dream. Abdurrahman As-Sidiis selaku pemateri Mengajak mahasiswa untuk memiliki cita-cita yang lebih tinggi, tidak hanya sekedar yang biasa. "Gantungkan cita-citamu setinggi langit! Bermimpilah setinggi langit. Jika engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang" Kata Soekarno Hatta.  Menceritakkan contoh dari pengalaman seseorang seperti Muhammad Al Fatah yang berumur 23 tahun, berawal dari mimpi dan keyakinan mampu menaklukkan konstantinopel, membentuk orientasi mimpi tetap sejalur dengan cara beribadah terhadap Allah swt. Alhamdulillah diskusi pada akhir weekend tersebut berjalan dengan lancar. Para audiens sangat antusias dalam mengikuti diskusi dibuktikan dengan tanya jawab antar pemantik dan audiensnya sangat intens.

Komentar